Widgeo

Welcome to my blog,You can enjoy my story,info,and my favourite band A7x

RSS

Pages

Welcome

Get Gifs at CodemySpace.com

Rahasia 2 hati

    Lagu Dan Sheila On 7 berkumandang dari Boombox miliku. Aku menelungkupkan kepala ke bantal dan menangis sejadi-jadinya. Lagu itu mengingatkanku kepada Mas Bayu, kakak lelakiku satu-satunya yang meninggal belum genap dua bulan yang lalu karena kecelakaan motor. Kenangan demi kenagan tentangnya masih terasa segar dalam otakku.
Aku menarik nafas diam-diam dan berusaha menenangkan diriku. Suara lagu itu masih terus terdengar. Tak lama aku mendengar suara ketukan halus dipintu kamarku disusul suara lembut Ayah.
Ayah :”Dany boleh Ayah masuk ?” tanya beliau.
Danny :”Tunggu sebentar, Yah,” aku segera menyapu sisa air mataku denggan tangan dan kemudian memperbolehkan Ayahku untuk masuk.
Setelah Mas Bayu meninggal, Ayah adalah salah satu anggota laki-laki dalam rumah ini. Begitu juga dengganku. Aku merupakan satu-satunya gadis di rumah ini. Bunda sudah lama meninggal sawaktu aku berusia tujuh tahun. Kurang lebih Sembilan tahun yang lalu.
Danny :”Lho, kok putrid Ayah menangis ?” tanya Ayaku yang segera mengambil posisi duduk bersebelahan dengganku.
Dannt :”Danny ngantuk, Yah,” sebenarnya aku paling anti berbohong. Namun hal itu tidak berlaku kali ini. Danny :” Ada apa, nih. Tumben ?” aku berusaha untuk tertawa.
Ayah :”Ehm, begini… Danny sudah sering bertemu dengan Tante Sarah, khan ?”
Aku mengaguk kecil. Tante Sarah adalah bawahan Ayah di kantor yang (menurutku) saat ini sedang menjalin hubungan khusus dengan Ayah. Hampir satu tahun mereka saling berbagi. Dan aku harus menggakui bahwa Tane Sarah sangat ramah dan perhatian terhadapku dan terhadap (alm.) Mas Bayu. Sewaktu pemakaman Mas Bayu, beliau juga hadir dengan wajah yang terlihat kuyu dan sedih.
Ayah :”Jadi… begini, dua bulan yang akan dating Ayah dan Tante Sarah memutuskan untuk mm… ummm... bertunangan. Danny setuju ?” Ayah berkata padaku dengan penuh rasa hati-hati .
Jujur saja aku terkejut. Namun aku sorot mata ayah yang berharap untuk mendapatkan jawaban yang tidak mengecewakanya.
 Danny :”Danny setuju, Yah,” jawabku pada akhirnya.
Adnil :”Sudahlah, Dan. Mungkin ayahmu merasa kesepian. Iya juga butuh pendamping, khan. Ingat itu,” Adnil, orang yang megingisi hari-hariku sejak dua tahu yang lalu, mencoba menenangkan hatiku.
Danny :”Tapi Nil, aku belum siap. Perasaanku masih belim stabil. Aku masih belum bis amenerima kenyataan bahwa Mas Ba…”
Adnil :”Danny… Danny, ini cobaan, Sayang,” potong cowok berwajah manis itu lembut.
Mungkiin perkataan Adnil ada benarnya. Aku merasa beruntung memilkinya. Sifatnya kadang-kadang bisa menjadi begitu dewasa seperti… Mas Bayu.

     Aku merebahkan diri di ranjangku dan menyambar remot Boombox-ku lalu menekan tombol ‘Power’ dan ‘Radio’.Pikkranku melayang layang. Seandainya Mas Bayu masih ada, apa yang dilakukan di hari ini, hari pertunangan Ayah dengan Tante Sarah ?
Sekonyong-konyong aku mendengar alunan lagu Dan di radio. Memory demi memory tentang Mas Bayu tekuak satu per-satu dari ingatanku.
     Aku masih ingat kira-kira sebulan sebelum peristiwa naas itu menimpa kakakku, Mas Bayu sering menyanyikan lagu ’Dan’ yangdipersembahkan untukku. Kakak tercintaku itu menyanyikannya dengan memelesetkan sedikit liriknya, hanya karena awal kalimat lagu itu sesuai dengan nama panggilanku. Dan aku masih ingat bahwa beulang kali kakakku berkata satu hal, jangan terlau tergantung padanya. Karena bila ia pergi, aku tidak terlalu merasa sendiri.

    Sore itu badanku benar-benar lelah. Sepulang sekolah,aku segera membersihkan badanku yang terasa lengket akibat pelajaran olahraga. Usai mandi,aku berjalan menuju koridor yang menuju kamarku, kamar Ayah, dan kamar Mas Bayu. Entah kenapa tiba-tiba kakiku berhenti di depan pintu kamar Mas Bayu. Aku menatap pintunya yang ditempeli berbagai macam stiker.

    Tanganku menggapai kenop pintu dan membukanya. Suasananya masih seperti dulu, sama seperti sebelum Mas Bayu pergi. Dan dalam hitungan detik, aku berbaring di ranjang kakakku dengan mata basah “Dan, nyanyi,dong. Aku main gitar,deh,” pinta Mas Bayu yang kujawab dengan gelengan kepala.
Mas Bayu :“Kenapa? Ada masalah? Cerita dong, Sayang. Soal Ayah dan Tante Sarah?”tebaknya. Aku mengangguk cepat.
“Yah, gitu aja dipikirin. Tante Sarah baik, kok. Nanti pokoknya Danny nggak bakal kesepian lagi kok,” ujar kakakku lembut.
“Tapi-tapi,Mas…” aku tidak bisa melanjutkan kalimatku di tengah isakan.
Mas Bayu menarikku ke pelukannya dan mengelus kepalaku dengan lembut.
“Jangan menangis, Sayang. Adiku agak cengeng,lho. Danny harus tegar. Nanti kalau ayah menikah dengan Tante Sarah, Danny jangan marah sama Ayah,ya. Terima dan jalanin aja apa adanya,”
“Mas Bayu sendiri?”
“Inget, aku enggak ada urusan, lho. Keputusan semuanya di tangan Danny,”
“Lho, kok gitu?”
“Soalnya Mas Bayu harus segera pergi,”
“Mas, jangan pergi. Danny enggak mau di tinggal sendiri lagi.”
“Percaya sama aku, deh. Kalau danny tegar, sebentar lagi Danny nggak akan kesepian,” Mas Bayu membalikan badannya dan berjalan menjauh dariku. Semakin lama semakin menjauh
“Mas Bayu!!!!” aku berteriak. Aku mendapati diriku terduduk di ranjang Mas Bayu.
Mimpi.Semua itu Mimpi. Namun aku masih terus memikirkanperkataan Mas Bayu tentang Tante Sarah berhari-hari setelah kejadian itu.
“Mbak Danny,kok kita kecini,cih?”
“Iya,kita kan mau menjenguk Mas Bayu disini, Sayang. Pandu nggak,khan?”Tanya ku kepada adik kecilku yang berumur tuga tahun.
“Nggak,kok. Ayah cama Mama lama banget, cih?”
Aku bisa melihat Ayah dan Mama Sarah berjalan beriringan menuju ketempat peristirahatan terakhir Mas Bayu. Ternyata kata-kata Mas Bayu benar. Aku tidak akan kesepian lagi.Sekarang aku memiliki Mama yang baik dan adik kecil yang tidak memberiku kesempatan untuk menangis.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Get Gifs at CodemySpace.com